Tuesday, 27 April 2010 @ 9:37 pm
diambil dari
Manna Sorgawi, Rabu 21 April 2010
referensi ayat :
1 Samuel 15:27-30
Kita seringkali mendengar orang berkata, " Nasi sudah menjadi bubur." Kalimat ini merupakan peribahasa untuk suatu perkataan, perbuatan atau pekerjaan yang sudah terlanjur terjadi dan tidak dapat diulangi atau diperbaiki lagi. Di dalam kasu kasus tertentu, peribahasa ini memang benar adanya, misalkan seorang ayah yang sangat menyesal karena menyiksa anaknya hingga meninggal dunia. Tentu saja dia takkan bisa menghidupkan anaknya kembali. Tetapi di banyak kasus, peribahasa itu hanya menjadi sarana pembenaran diri dari orang yang tidak mau berusaha lebih keras lagi.
Di alkitab kita juga membaca kisah sejenis 'nasi sudah menjadi bubur', yaitu saat Saul melanggar perintah Tuhan dalam peristiwa penumpasan orang Amalke. Alasannya, karena sejak saat itu Tuhan menolak Saul sebagai raja. Tetapi mungkin kelanjutan ceritanya akan menjadi lain seandainya pertobatan Saul Saul itu sungguh sungguh dan dia terus menyerahkan diri kepada Tuhan. Kalau pun dilepas jabatan rajanya, mungkin dia masih bisa menjadi orang penting di pemerintahan Daud. Sayang, kisahnya tidak demikian. "Bubur" itu bagi Saul benar benar menjadi "bubur" yang tidak berguna sampai akhir hayatnya yang mengerikan.
Peristiwa di atas mengingatkan kita supaya
tidak lekas putus asa ketika sesuatu sudah terlanjur terjadi.
Kalau mungkin kita perbaiki, kalau tidak mungkin kita tambahkan sesuatu yang bisa membuat berguna. Semangat dan kreativitas diperlukan disini.
Jadikan sesuatu yang dianggap tidak berguna bagi orang lain menjadi sesuatu yang berbeda yang akhirnya dicari dan dibutuhkan orang.

Labels: Jesus, keren, reviews, wish