Tuesday, 27 April 2010 @ 6:30 pm
renungan ini diambil dari
Manna Sorgawi, Rabu 14 April 2010
referensi ayat : 2 Timotius 2:25, 1 Petrus 3:4
Besi dan air bersahabat, tetapi suatu hari mereka sepakat untuk menguji kebisaan masing-masing.Besi sangat yakin bahwa dia akan mengalahkan air, sedangkan air dengan rendah hati menerima tantangan sahabatnya itu. Untuk pertandingan yang pertama, besi menantang air berlomba menembus gua yang tertutup batu yang keras. Siapa dapat melewati gua itu dengan selamat tanpa terluka, maka ia adalah pemenangnya. Besi dan air pun mulai berlomba. Besi mulai beraksi menunjukkan kekuatannya, ia menyerang bebatuan dengan membentur - benturkan dirinya. Kerasnya benturan si besi membuat bebatuan runtuh sedikit demi sedikit, tetapi si besi mengalami luka-luka. sementara air melakukan tugasnya dengan lembut, ia menetes sedikit demi sedikit untuk melawan kekerasan bebatuan itu. Ia mengikis bebatuan dengan kelembutannya sehingga bebatuan tidak menyadari perbuatan si air yang sedan bekerja membuat celah yang kecil supaya ia dapat lewat tanpa merusak. Air pun memenangkan pertandingan karena ia sampai di dalam tanpa terluka sedikitpun.
Pertandingan yang kedua, mereka sepakat untuk melalui berbagai celah sempit supaya bisa tiba di dasar gua. Si besi kembali membanggakan kekuatannya. Ia mengubah dirinya menjadi mata bor yang kuat. Si besi mulai berputar menembus celah-celah menuju dasar gua, tetapi batu yang ada cukup sulit untuk ditembusnya. Semakin keras si besi berputar, semakin hancur batu menuju dasar gua itu, dan si besi semakin terluka. Namun air dengan santai mengubah bentuknya melalui celah celah yang ada. Bentuknya yang bisa berubah memberinya keleluasaan untuk bergerak tanpa terluka. Si air pun tiba lebih awal di dasar gua dan memenangkan pertandingan yang kedua.
Pada pertandingan ketiga, mereka harus bisa menyeberangi lembah yang terhampar cukup luas. Besi yang merasa kesulitan untuk mengatasi rintangan ini berkata kepada air, "Skor kita 2:0. Aku akan mengakui kehebatanmu, jika kau dapat melalui rintangan yang terakhir ini.dengan baik!" Air berpikir bahwa pertandingan yang ketiga ini juga terasa sangat sulit baginya, tetapi kemudaian ia membiarkan sang mentari membantunya menguap, kemudian ia menjadi awan. Dengan bantuan angin, awan itu terbang ke seberang lembah. Kini air mendapat kemenangannya secara penuh.
Seharusnya hidup kita ini menjadi seperti air, mampu menembus kehidupan yang keras dengan kelembutan, kelenturan, dan bersedia berubah ketika dituntut untuk berubah. Jangan sampai kita melukai diri sendiri dan orang yang ada di sekitar kita ketika ingin mencapai apa yang kita inginkan. Kekerasan bukanlah jalan yang harus ditempuh orang percaya, karena itu malah akan menimbulkan satu masalah baru. Ingatlah bahwa hati manusia lebih mudah ketika disentuh dengan kasih yang lembut, bukan dengan kekerasan yang otoriter.
*mengetuk hati bangett :DD*

Labels: Jesus, keren, reviews